Memiliki tubuh yang terlalu gemuk tentunya akan mengganggu penampilan dan aktivitas seseorang. Selain itu, terlalu gemuk juga sangat rentan dengan beragam penyakit berbahaya. Apa saja?
Kegemukan bisa diartikan sebagai timbunan lemak dalam tubuh yang berlebih. Jika terlalu gemuk, maka bisa disebut dengan obesitas. Obesitas sendiri sangat identik dengan berbagai penyakit berbahaya, salah satunya adalah penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah). Selain menyebabkan penyakit, obesitas juga dapat mengganggu aktivitas dan produktivitas seseorang. Lalu apa saja yang dapat memicu obesitas?
Apa Penyebab Kegemukan?
Banyak hal yang dapat menjadi penyebab obesitas. Salah satunya adalah gaya hidup yang tidak sehat seperti sering mengonsumsi makanan dan istirahat yang tidak teratur, serta kurang aktivitas fisik atau olahraga. Selain itu, beberapa faktor lain juga dapat menjadi penyebab obesitas salah satunya adalah stres.
Stres bisa diakibatkan karena suatu permasalahan atau intensitas pekerjaan sehari-hari. Kondisi ini sangat tidak baik bagi kesehatan tubuh jika berlangsung secara terus-menerus. Stres juga bisa memicu peningkatan hormon leptin dan kortisol, hormon yang dapat meningkatkan rasa lapar dan lebih banyak ingin makan. Tentunya ini akan bisa menambah berat badan seseorang.
Apa Saja Bahaya dari Obesitas?
1. Penyakit Jantung
Obesitas atau kelebihan berat badan identik dengan beragam penyakit berbahaya, salah satunya adalah jantung. Risiko serangan jantung, gagal jantung, kematian mendadak, angina, atau nyeri dada semakin tinggi pada orang yang memiliki tubuh terlalu gemuk.
Memiliki berat badan yang kegemukan juga sejumlah masalah kesehatan kardiovaskuler lainnya antara lain tekanan darah tinggi, kadar trigliserida yang tinggi, serta penurunan kolesterol baik atau HDL (high-density lipoprotein).
2. Stroke
Tidak sedikit kasus stroke terjadi dengan diawali penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis) yang bisa menyebabkan pembekuan darah. Kondisi ini dipicu oleh beberapa sebab seperti tekanan darah tinggi, merokok, kolesterol tinggi, serta kurang aktivitas atau olahraga.
Kelebihan berat badan juga terkait dengan pola makan atau diet yang tidak teratur seperti tinggi lemak yang tidak baik. Karena itu, obesitas saat ini dianggap menjadi faktor risiko sekunder terhadap terjadinya stroke.
3. Diabetes Tipe 2
Diabetes tipe 2 merupakan keadaan di mana tubuh tidak dapat memproduksi hormon insulin yang cukup. Juga dikarenakan resistensi insulin (insulin tidak dapat digunakan dengan baik). Diabetes jenis inilah yang saat ini banyak diderita orang.
Diabetes tipe 2 sering dikaitkan dengan gaya hidup yang tidak sehat. Dan sebuah penelitian pernah menyebutkan bahwa berat badan sebesar 5-10 kilogram dari berat badan yang sehat akan meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes tipe 2 dua kali lebih besar daripada orang dengan berat badan sehat.
4. Kanker
Memiliki tubuh terlalu tambun juga bisa memicu beberapa jenis kanker seperti kanker payudara, usus besar, prostat, kandung empedu, ginjal, dan endometrium. Studi yang diterbitkan di New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa orang yang mengalami obesitas lebih berisiko mengalami kanker hingga kematian dini daripada yang memiliki berat badan sehat.
5. Fatty Liver
Fatty liver atau perlemakan hati dapat disebabkan oleh alkohol. Selain itu, faktor non-alkoholik juga dapat menjadi penyebabnya, yaitu gangguan metabolisme di mana sel-sel menjadi tidak sensitif terhadap efek insulin atau resistensi insulin.
Dan salah satu faktor yang paling umum mengalami resistensi insulin adalah mereka yang mengalami obesitas. Beberapa studi juga menunjukkan bahwa adanya hubungan erat antara obesitas dengan kerusakan hati.
6. Osteoarthritis
Osteoarthritis merupakan penyakit yang sering mengintai seiring dengan bertambahnya usia. Namun, risiko penyakit yang merusak sendi ini bukan hanya faktor usia, tetapi juga dengan bertambahnya berat badan.
Setiap kenaikan berat badan sebanyak 1 kilogram dapat meningkatkan risiko osteoarthritis. Dan gangguan muskuloskeletal, termasuk osteoarthritis, lebih sering terjadi pada mereka yang mengalami obesitas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa obesitas adalah salah satu prediktor kuat dalam meningkatkan risiko osteoarthritis.
7. Ibu Hamil dan Bayi
Obesitas juga dapat berdampak buruk bagi ibu hamil dan bayi, baik selama dan setelah kehamilan. Ibu hamil yang mengalami obesitas memiliki risiko tekanan darah tinggi lebih besar. Selain itu, juga berpotensi peningkatan risiko bayi lahir cacat seperti spina bifida (kelainan tulang belakang).
Pada saat setelah melahirkan, ibu hamil yang mengalami obesitas juga memiliki risiko tinggi pada beberapa masalah kesehatan. Seperti risiko yang lebih tinggi terhadap luka dan infeksi endometrium, endometritis, serta infeksi saluran kemih.
Miliki Kesehatan Lebih Baik dengan Menurunkan Berat Badan
Memangkas lemak berlebih dalam tubuh adalah cara bijak bagi mereka yang mengalami kegemukan atau obesitas. Dengan berkurangnya berat badan tentunya juga dapat mengurangi risiko sejumlah penyakit berbahaya seperti jantung dan stroke. Memang, untuk menurunkan berat badan diperlukan usaha dan kesabaran.
Intinya, menurunkan berat badan adalah satu opsi penting bagi seseorang yang kegemukan agar terhindar dari intaian penyakit berbahaya. Langkahnya adalah dengan rutin olahraga, pengaturan pola makan (diet), istirahat yang cukup, serta suplementasi yang tepat.
Bagaimana Cara Mencegah Obesitas?
Tentu, cara tepat untuk menghindari obesitas atau berat badan berlebih adalah dengan menjaga berat badan agar tetap ideal. Apa saja yang harus dilakukan untuk mencegahnya?
1. Rutin Berolahraga
Olahraga adalah cara jitu untuk mengurangi timbunan lemak berlebih dalam tubuh. Kurangnya aktivitas fisik atau olahraga disebut menjadi penyebab utama kegemukan hingga obesitas. Selain untuk menghindari kegemukan, rutin berolahraga tentunya dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Pada orang dewasa dianjurkan untuk berolahraga ringan seperti jogging, bersepeda, atau fitnes selama 150 menit dalam seminggu. Olahraga yang dilakukan untuk memangkas lemak juga tidak diharuskan di pusat kebugaran. Anda dapat melakukannya cukup di rumah dengan latihan yang sederhana, seperti bodyweight training (latihan dengan menggunakan berat tubuh sebagai bebannya) dan latihan kardio.
2. Pola Makan Sehat (Diet)
Selain olahraga, yang dapat memicu kegemukan adalah pola makan yang tidak sehat. Asupan kalori yang berlebih tentunya dapat menimbun lemak dalam tubuh. Apalagi jika tidak dibarengi dengan aktivitas fisik. So, cara terbaiknya adalah dengan menerapkan pola makan (diet) yang sehat. Seperti apa diet yang sehat?
Diet sendiri bukan berarti tidak atau jarang makan lantaran ingin menurunkan berat badan dengan cepat. Namun, justru yang terjadi sebaliknya. Hal ini dikarenakan metabolisme tubuh akan melambat jika mengurangi makan dan ini menyebabkan tubuh cenderung dapat menyimpan lemak daripada membakarnya. Itulah mengapa dalam program fat loss disarankan untuk makan lebih sering sebanyak 5-6 kali dalam sehari, yaitu untuk mendongkrak metabolisme tubuh.
SEMOGA BERMANFAAT
SUMBER : DUNIA FITNES
0 komentar:
Posting Komentar