Subscribe:

Pages

Mengenal Obat Hipertensi (Darah Tinggi) Generik



Banyak dari Anda mungkin menderita darah tinggi atau hipertensi. Biasanya penyakit ini menyerang orang-orang yang sudah berusia lanjut. Tapi, tak jarang juga menyerang kaum muda. Untuk mengobatinya,
banyak orang dengan darah tinggi mengandalkan obat darah tinggi generik. Namun, tahukah Anda apa saja jenis obat darah tinggi generik?

Jenis-jenis obat darah tinggi generik

Terdapat banyak jenis obat darah tinggi generik dengan cara kerja masing-masing yang berbeda, di antaranya yaitu:

1. Diuretik

Obat diuretik bekerja dengan cara menghilangkan kelebihan air dan natrium dalam tubuh, sehingga jumlah cairan yang mengalir dalam pembuluh darah menurun. Pada akhirnya, tekanan darah Anda pun menurun. Karena cara kerja obat seperti itu, Anda mungkin akan lebih sering buang air kecil setelah minum obat ini. Selain itu, obat diuretik juga dapat menimbulkan efek samping, seperti kelelahan, kram kaki, sampai masalah pada jantung.

Contoh obat diuretik: chlorotiazide, chlorthalidone, hydrochlorotiazide (HCT), indapamide, metolazone, bumetanide, furosemide, torsemide, amilorid, triamterene, dan lainnya.

2. Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor

Dalam tubuh, terdapat hormon angiotensin yang menyebabkan pembuluh darah menyempit. Dengan obat ACE inhibitor, ini membantu menurunkan produksi angiotensin. Hal ini kemudian dapat membantu mengendurkan pembuluh darah dan pada akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.

Contoh obat ACE inhibitor: captopril, enalapril, lisinopril, benazepril hydrochloride, perindopril, ramipril, quinapril hydrochloride, dan trandolapril.

3. Angiotensin II receptor blocker (ARB)

Obat ini juga bekerja dengan cara menghalangi angiotensin dalam tubuh. Namun, bedanya obat ini menghalangi kerja angiotensin dalam tubuh bukan menghalangi produksi angiotensin. Obat ini mencegah angiotensin berikatan dengan reseptor pada pembuluh darah, sehingga dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Contoh obat ARB: azilsartan, candesartan, irbesartan, losartan potassium, eprosartan mesylate, olmesartan, telmisartan, dan valsartan.

4. Calcium channel blocker (CCB)

Obat ini bekerja dengan cara mencegah kalsium masuk ke dalam sel-sel jantung dan pembuluh darah otot. Sehingga, menyebabkan sel-sel jantung dan pembuluh darah otot mengendur, tidak tegang. Pada akhirnya, dapat menurunkan tekanan darah dengan membuat pembuluh darah berelaksasi dan mengurangi detak jantung. Perlu Anda ketahui bahwa kalsium dapat meningkatkan kekuatan kontraksi di jantung dan pembuluh darah.

Contoh obat CCB: amlodipine, clevidipine, diltiazem, felodipine, isradipine, nicardipine, nifedipine, nimodipine, dan nisoldipine.

5. Beta blockers

Obat ini bekerja dengan cara menghalangi efek dari hormon epinefrin (hormon adrenalin). Hal ini membuat jantung bekerja lebih lambat, detak jantung dan kekuatan pompa jantung menurun. Sehingga, volume darah yang mengalir di pembuluh darah menurun dan tekanan darah menurun.

Contoh obat beta blockers: atenolol, propranolol, metoprolol, nadolol, betaxolol, acebutolol, bisoprolol, esmilol, nebivolol, dan sotalol.

6. Alpha blockers

Obat ini dapat menurunkan tekanan darah dengan cara memperlebar pembuluh darah. Alpha blocker dapat mengurangi efek hormon norepinefrin dalam mengencangkan otot pembuluh darah. Sehingga, hal ini membantu mengendurkan otot tertentu dan membantu pembuluh darah kecil tetap terbuka.

Contoh obat alpha blockers: doxazosin, terazosin hydrochloride, dan prazosin hydrochloride.

7. Vasodilator

Vasodilator bekerja dengan cara mengendurkan otot-otot dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh darah tidak menyempit. Hal ini membuat darah mengalir lebih mudah melalui pembuluh darah dan tekanan darah menurun.

Contoh obat vasodilator: hydralazine dan minoxidil.

8. Central-acting agents

Obat ini bekerja di sistem saraf pusat bukan langsung di sistem kardiovaskular. Obat central-acting agents bekerja dengan cara mencegah otak mengirim sinyal ke sistem saraf untuk mempercepat detak jantung dan mempersempit pembuluh darah. Sehingga, jantung tidak memompa darah dengan kuat dan darah mengalir lebih mudah di pembuluh darah.

Contoh obat central-acting agents: clonidine, guanfacine, dan methyldopa.

Yang harus diingat sebelum membeli obat darah tinggi generik

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda terlebih dahulu untuk menentukan jenis obat darah tinggi mana yang sebaiknya Anda pakai sesuai dengan kondisi kesehatan Anda. Jangan lupa untuk  membaca aturan pakai dan gunakan sesuai dosis. Satu lagi, imbangilah dengan menjaga pola makan dan terapkan pola hidup sehat agar tekanan darah Anda selalu terkontrol.

SEMOGA BERMANFAAT

0 komentar: